Siapa tidak
mengenal Abdurrahman Wahid atau yang lebih dikenal Gus Dur? Presiden keempat
Indonesia ini sangatlah kharismatik. Dia berasal dari kalangan kyai. Lahir dari
rahim Nahdlatul Ulama. Perjalanan kyai Tebu Ireng menduduki kursi presiden Indonesia
tidaklah berjalan mulus. Penuh onak dan duri. Sikut sana singkut sini. Meski
begitu dengan ketulusan hati, Gus Dur tetap melaksanakan amanah jabatan
presidennya dengan baik.
Kisah
teladan kepresidenan Gus Dur terabadikan dalam lirik lagu sederhana ciptaan
Dalang Poer Gus Dur Pendekar Rakyat. Secara gamblang
lirik lagu tersebut
menjelaskan lika-liku Gus Dur ketika menjabat presiden. Betapa seorang pemimpin
harus mengemban tugas berat. Untuk mensejahterakan rakyatnya. Presiden
memposisikan diri sebagai pemimpin sekaligus pelayan rakyat.
Simultan peran
yang berjalan berdampingan dan seimbang. Tidak berat sebelah, menjadi pemimpin
yang berujung pada sikap otoriter penguasa. Juga tidak berat pelayan rakyat
agar tidak menjadi pelayan kepentingan tertentu.
Tapi
lagi-lagi, inilah kehidupan. Kehidupan adalah ujian. Kata orang ujian orang baik
di Indonesia ‘kalau tidak dibunuh ya difitnah’ . Dan itulah yang terjadi. Bertubi-tubi
fitnah menyerang Gus Dur, hingga pada klimak kekalutan kondisi bangsa pada masa
itu – MPR mencopot Gus Dur dari jabatan presiden. Gus Dur dengan senyum melepas
jabatan itu. Dia pun melambaikan tangan kepada para laskar jihad NU. Ormas yang
siap mati membela Gus Dur.
Sejarah telah mencatat dari orde silam yang telah
berlalu, pelepasan jabatan presiden tanpa pertumpahan darah adalah Gus Dur. Pasalnya
dengan legowo Gus Dur mengembalikan jabatan itu kepada MPR. Para jihad NU pun sendiko
dawuh kepada Gus Dur.
Lirik lagu (Gus Dur) pendekar rakyat karya Dalang Poer
Dipekso mudun parlemen
Jarene kasus ngono jarene kasus
ngene ning raono nyatane
Dadi lawan politik
orde baru
Dadi korban ambisi reformis palsu
Reff:
Nadjan cacat
netramu nanging ngerti batinmu
Ngendi kucing ngendi asu
Lsm opo partai
Ormas opo mung rt,
sing penting tumindake
Kelingan welingmu sing prasodjo
Agomo ngayomi jagad royo
Sak lungamu akeh sing rumongso
kelangan
Pendekar rakyat sing wis lilo dadi
korban
Dijegal kono kene sebab belani
rakyate
Sing dianggep ra penting lan tansah
disingkirake
Tidak ada komentar:
Posting Komentar