Laman

Selasa, 24 Januari 2017

Ngaji kepemimpinan kepada 'Pendekar Rakyat'




Siapa tidak mengenal Abdurrahman Wahid atau yang lebih dikenal Gus Dur? Presiden keempat Indonesia ini sangatlah kharismatik. Dia berasal dari kalangan kyai. Lahir dari rahim Nahdlatul Ulama. Perjalanan kyai Tebu Ireng menduduki kursi presiden Indonesia tidaklah berjalan mulus. Penuh onak dan duri. Sikut sana singkut sini. Meski begitu dengan ketulusan hati, Gus Dur tetap melaksanakan amanah jabatan presidennya dengan baik.
  
Kisah teladan kepresidenan Gus Dur terabadikan dalam lirik lagu sederhana ciptaan Dalang Poer Gus Dur Pendekar Rakyat. Secara gamblang lirik lagu tersebut menjelaskan lika-liku Gus Dur ketika menjabat presiden. Betapa seorang pemimpin harus mengemban tugas berat. Untuk mensejahterakan rakyatnya. Presiden memposisikan diri sebagai pemimpin sekaligus pelayan rakyat. 

Simultan peran yang berjalan berdampingan dan seimbang. Tidak berat sebelah, menjadi pemimpin yang berujung pada sikap otoriter penguasa. Juga tidak berat pelayan rakyat agar tidak menjadi pelayan kepentingan tertentu.

Tapi lagi-lagi, inilah kehidupan. Kehidupan adalah ujian. Kata orang ujian orang baik di Indonesia ‘kalau tidak dibunuh ya difitnah’ . Dan itulah yang terjadi. Bertubi-tubi fitnah menyerang Gus Dur, hingga pada klimak kekalutan kondisi bangsa pada masa itu – MPR mencopot Gus Dur dari jabatan presiden. Gus Dur dengan senyum melepas jabatan itu. Dia pun melambaikan tangan kepada para laskar jihad NU. Ormas yang siap mati membela Gus Dur.

Sejarah telah mencatat dari orde silam yang telah berlalu, pelepasan jabatan presiden tanpa pertumpahan darah adalah Gus Dur. Pasalnya dengan legowo Gus Dur mengembalikan jabatan itu kepada MPR. Para jihad NU pun sendiko dawuh kepada Gus Dur.

Lirik lagu (Gus Dur) pendekar rakyat karya Dalang Poer
Dipekso mudun parlemen
Jarene kasus ngono jarene kasus ngene ning raono nyatane

Dadi lawan politik orde baru
Dadi korban ambisi reformis palsu

Reff:
Nadjan cacat netramu nanging ngerti batinmu
Ngendi kucing ngendi asu

Lsm opo  partai
Ormas opo mung rt, sing penting tumindake

Kelingan welingmu sing prasodjo
Agomo ngayomi jagad royo

Sak lungamu akeh sing rumongso kelangan
Pendekar rakyat sing wis lilo dadi korban
Dijegal kono kene sebab belani rakyate
Sing dianggep ra penting lan tansah disingkirake

Tidak ada komentar:

Posting Komentar