Di
suatu kota, terkenal dengan taman kotanya yang indah. Setiap hari warga kota
mengunjungi taman tersebut. Pengunjung dari usia anak-anak, remaja dan dewasa. Puncak
keramaian pengunjung pada sore hari. Taman menjadi tempat favorit pengunjung.
Sarana merelaksasi dari kesibukan kerja, sekolah dan tempat bermain. Salah satu
daya tarik taman terletak pada kebun bunganya. Terdapat berbagai macam jenis
bunga di sana, seperti Matahari, Mawar, Melati, dan lainnya.
Keberadaan
bunga-bunga tersebut mengelilingi sisi taman. Baik di taman bermain, sisi kolam
ikan dan lokasi taman utama dengan kumpulan bunga paling banyak. Dari semua
sisi taman, tentu lokasi taman utama yang paling menarik pengunjung.
Di sana terdapat bangku taman lengkap dengan
ayunan. Di sekeliling taman berjejer rapi bunga-bunga dengan berbagai jenis.
Belum lagi, kala sore hari keindahan bunga-bunga itu menarik sekawanan
Kupu-Kupu, Lebah dan Kumbang. Kebanyakan komentar pengunjung taman utama
bunga-bunganya hidup. Bila angin berhembus bunga-bunga itu menari searah
gerakan angin ke kiri dan ke kanan. Setelah hujan turun pun, wajah bunga tampak
lebih segar. Hujan sore ini, memandikan bunga-bunga di taman.
Matahari
: “ Hujannya lumayan deras ya, untung mahkotaku tidak rontok,”
Mawar
: “ Hemm, sok cantik banget kamu matahari, hujan barusan gak terlalu deras, ya
hanya gerimis gitu,”
Matahari
: “ Iya bukan sok cantik, sebagai bunga kita harus menjaga mahkota kita dong,”
Melati
: “ Benar apa kata Matahari, Mawar. Menurutku mau hujan atau gerimis, kita
harus menjaga mahkota kita. Soalnya kalau rontok kan sia-sia. Nanti kita tidak
cantik lagi, terus.. tidak ada Kupu-Kupu, atau Kumbang yang datang oh..tidak,”
Mawar
: “ Hemm, tidak usah berlebihan seperti itu, di taman ini kan yang paling
cantik aku. Secara akulah Sang Mawar lambang cinta. Manusia mencariku untuk
kekasih mereka. Aku sangat berjasaa menyatuka hati dua insan. Iya kan?”
Matahari
: “ Okelah, kamu terkenal di kalangan manusia itu karena mitos yang melekat
pada dirimu. Tapi setauku manusia saat ini mengenal jenis bunga baru, bunga
Bank. Manusia sering mencari jenis bunga itu. Entah itu dari jenis bunga apa?”
Melati
: “ Sudah-sudah jangan berdebat, itu mulai ada manusia berdatangan di taman,”
Mawar
: “ Owh mereka itu sepasang muda-mudi, langganan taman ini. Gawat nih, andai
aku punya kaki aku ingin lari dari mereka,”
Melati
: “ Kenapa kamu takut, Mawar?”
Mawar
: “ Meraka yang selalu memetikku, setiap kali kesini pemuda itu memetikku untuk
diberikan kepada kekasihnya. Lihatlah bunga-bungaku berkurang, aku tidak lebat
lagi,”
Matahari
: “ Haduh, tadi bangga kamu cantik paling dicari manusia,”
Mawar
: (Diam)
Melati
: “ Jangan pingsan Mawar, mereka tidak memetikmu. Iya kalau begini seharusnya
petugas taman membuat peraturan dilarang merusak tanaman di taman. Aku juga
dengar dari tetangga sebelah kelompok bunga mereka porak-poranda oleh anak-anak
yang bermain bola di taman.
Matahari
: “ Haduh, manusia itu seringnya merusak keindahan dan ketentraman kita. Eh,
Mawar kok kamu masih diam?”
Mawar
tidak merespon percakapan. Mawar memandang matahari di langit. Sinar matahari
masih redup di angkasa, mendung masih menyelimuti langit sore itu. Sementara
satu per satu orang datang ke taman. Kondisi basah tidak menyurutkan keinginan
mereka, menghabiskan sore di taman itu.
Dari
arah berlawanan datang seorang laki-laki mendekati Mawar. Mawar meminta angin
menolongnya. Seketika angin berhembus. Debu- debu tanah beterbangan, laki-laki
itu kelilipan. Dia mengurungkan niatnya memetik Mawar. Dia berbalik arah. Dari
kejauhan dia tampak berbincang dengan teman perempuannya. Tak lama, perempuan
itu mendekati Si Mawar.
Angin
: “Manusia ini aku hempas juga tidak ?”
Mawar
: “ Tidak usah, perempuan jenis manusia yang lembut. Aku sering disamakan
dengan perempuan. Aku menjadi simbol kecantikan dan keindahan perempuan”.
Perlahan
perempuan itu mendekati Si Mawar. Dia biarkan tangannya menyentuh daun,
kelopak, hingga mahkota mawar. Dia mencium mahkota Mawar. Hening. Tujuh detik
saja perempuan itu menghirup wangi mawar. Tangan kanan perempuan itu beralih
menjamah tangkai mawar. Dan..
Mawar
: “ Tidak”!
Melati
: “ Sudah tidak perlu ditangisi, kamu relakan bungamu untuknya. Pengorbananmu
tidak sia-sia. Bungamu bisa membuatnya bahagia. Lihat saja dia tersenyum,
mendapat bungamu”.
Matahari
: “ Benar kata Melati, ini juga habis hujan kelopakmu akan mekar, mahkota yang
baru. Patah satu tumbuh seribu, itu kata manusia”.
Mawar
: “ Bukan itu, masalahnya aku sudah janjian sama Kupu-Kupu sore ini. Dia akan
mengenalkanku dengan sahabatnya dari luar negeri. Kalau bungaku sedikit seperti
ini, aku takut sahabatnya tidak mau berkenalan denganku”.
Melati
: “ Hahaha,berarti Kupu-Kupu bule itu
jatahku”.
Mawar
: “ Ihh, sebel”!
Matahari
: “ Haduh, kalian ini para bunga berebut Kupu-Kupu. Tidak perlu mencemaskan
soal Kupu-Kupu yang namanya rezeki, jodoh, mati sudah diatur sama Tuhan Yang
Maha Kuasa. Seyogyanya kita..
Belum
sempat Si Matahari menyelesaikan nasehatnya. Kedua jenis bunga itu sudah ternganga
melihat sosok Kupu-Kupu biru dan Kupu-Kupu taman. Mereka terbang mendekati
kerumunan bunga itu.
Kupu-Kupu
taman : Hallo, Kak Mawar ini aku tunaikan janjiku membawa sahabatku dari
Inggris, Kupu-Kupu biru”.
Si
Mawar dan Melati masih tergagap, melihat penampakan di hadapannya.
Matahari
: “ Oh, Kupu-Kupu biru ini, yang diceritakan Si Mawar. Hallo, salam kenal
Kupu-Kupu biru, aku Matahari jenis bunga terbaik di Indonesia”..
Kupu-Kupu
Biru : “ Salam kenal Matahari. Aku berasal dari Inggris,” jawabnya singkat.
Matahari
: “ Warna sayap birumu sangat indah, kenapa sayapmu bisa biru”?
Kupu-Kupu
Biru : “ Ada ratusan spesies Kupu-Kupu di dunia ini. Dua diantaranya bersayap
biru yaitu Polymmatus Bellargus dari Inggris
dan Morpho Rhetenor Helena dari Amerika Selatan. Aku termasuk Kupu-Kupu
Polymmatus Bellargus. Aku jenis yang langka di dunia ini”.
Mawar
: “ Cantik sekali sayapmu, Kupu-Kupu Polymmatus Bella..
Melati
: “ Polymmatus Bellargus.. haha, lidahmu kurang kursus Bahasa Inggris,”
Kupu-Kupu
Biru : “ Hehe, bunga-bunga negara tropis suka bercanda ya. Kamu bunga Mawar lambang
patah hati itu ya? Dan kamu Melati lambang kesucian. Bolehkah aku mencium
mahkotamu”?
Kupu-Kupu
Biru terbang mendekati si Mawar.
Kupu-Kupu
Taman : “ Ckck, bule jenis manusia atau jenis Kupu-Kupu sama saja wataknya”.
Tanpa
disadari dari semak-semak sekelompok manusia mengintai. Mereka membawa jaring
untuk menangkap Kupu-Kupu Biru.
“
Happ”!
Kupu-Kupu
Biru tertangkap. Kelompak manusia itu adalah Zoologist peneliti Kupu-Kupu dari
kampus kota. Mereka sengaja membawa Kupu-Kupu Biru dari Inggris untuk diteliti
di Indonesia. Seekor Kupu-Kupu Biru lepas dari pengamanan laboratorium kemarin.
Salah seorang melihatnya terbang menuju taman kota.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar