ilustrasi surga. foto : syahida.com |
Pernahkah sahabat mendengar sebuah lirik lagu “
Janganlah bercermin di air keruh karena kamu tidak akan melihat wajahmu,
janganlah berteman dengan orang yang buruk tingkahnya”. Secara tersurat lirik
lagu tersebut menjelaskan lingkungan teman yang buruk dapat mempengaruhi sikap
menjadi buruk.
Bahkan suatu studi psikologi menyebutkan sifat
kita tergantung dari lima teman dekat kita. Misal kelima teman dekat kita
adalah orang-orang yang boros, kemungkinan besar kita bersikap boros.
Maka carilah teman yang baik sikapnya. Karena mereka
adalah asset kita menjadi orang yang lebih baik. Lalu pertanyaannya orang yang
baik itu seperti apa? Apakah orang yang selalu mentaktaktir makan teman-temannya.
Orang yang memberikan kita kado ulang tahun atau teman yang selalu memajang
foto selfie di media sosial ?
Menurut pandangan pribadi saya, teman yang baik
adalah teman yang amanah / dapat dipercaya, teman disaat kita tertawa dan di
saat kita sedih, menerima kita apa adanya, menasihati kekeliruan kita, dan
teman dunia-akherat.
Sementara dalam pandangan Islam, teman yang
baik adalah teman yang mengajak kita agar lebih dekat kepada Allah SWT. Contoh :
teman yang selalu meng-sms kita sekadar mengingatkan sholat tepat waktu, banyak
sedekah, atau mengingatkan untuk sabar.
Maka kita dianjurkan untuk berteman dengan
orang-orang baik. Bagi kita kaum NU, sudah sewajarnya bergaul dengan para
ulama, alim, kyai-kyai. Dari mereka kita mendapatkan pendidikan ruhiyah, beribadah
kepada Allah.
Dalam kisah menyebutkan Seseorang bertanya
kepada Imam Hasan Al Basri "wahai Imam hasan katakan amalan apa yang bisa
membuat aku dekat dengan Allah dan menyelamatkan diriku ditempat terbaik di yaumil
akhir (jannah) dan imam Hasan menjawab "cintailah para auliya atau ulama
(orang yang dekat dengan Allah) dan berharap ketika Allah menatap hati para
kekasihnya itu dan disana tertulis namamu, dan itu akan membuat Allah
membiarkan engkau bersama mereka di tempat terbaik Nya" In syaa Allah,
Aamiin.
Mencinta Para
Ulama
Ulama adalah orang-orang yang berjuang di jalan
Agama melalui ilmu. Mereka adalah orang-orang yang mewarisi Nabi dalam menjaga
dan mensyiarkan ilmu agama. Mensyiarkan pengetahuan pada umat agar tetap
berpegang pada kebenaran diatas Al-Qur’an dan As-Sunnah.
Ulama berperan mendidik dan mengajarkan ilmu-ilmu agama kepada umat agar mereka berilmu dalam beramal.
Sudah sepatutnya kita kaum Nahdliyin mengikuti
dan mencintai para ulama dan kyai. Rasulullah SAW bersabda:
وقال صلى الله
عليه وسلم: أكرموا العلماء فإنهم عند الله كرماء مكرمون
“Handaknya kamu semua memuliakan ulama’, karena
mereka itu orang-orang yang mulia menurut Allah dan dimulyakan.” (Kitab Lubabul
Hadits) .
Dengan mengikuti para ulama dan kyai serta
teman-teman alim lainnya, setidaknya kita telah berikhtiar memesan satu tiket
jalan menuju surga aamiin.
Referensi :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar