Kamu....
Masa depanku, maukah dirimu menerimaku apa adanya, dengan segala kekuranganku dan memaafkan keburukan masa laluku.
Aku tahu...
Aku tidak bisa menceritakan banyak hal tentang diriku yang sebenarnya. Tetapi aku memutuskan bertutur seperti ini. Ini bukan bentuk penyesalanku kepada Yang Maha Kuasa. Ini karena aku ingin kamu mengetahui sedikit lebih banyak tentang diriku, tentang cerita masa laluku.
Aku sangat menyadari betapa banyak hal yang salah yang menghampiri hidupku selama ini. Aku terlalu takut seandainya kamu akan terbebani dengan masa laluku, karena kekuranganku dan kamu akan sulit mengerakkan langkah masa depanmu sebab diriku.
Aku ingin mengungkapkan sebuah kalimat padamu, " kamu masa depanku, maukah dirimu menerimaku apa adanya dengan segala kekuranganku dan memaafkan masa laluku ".
Aku sangat mengharapkan masa depan paling penting dalam hidupku dan meninggalkan masa laluku (melupakannya).
Apakah kamu mau memaafkan aku dengan rasa ikhlas dan tulus atas kekhilafan masa laluku ?
Sebelum mengenalmu banyak hal yang telah aku lewati. Kadang aku melakukan sesuatu yang seharusnya tidak boleh aku lakukan, namun apa daya aku terpedaya dan melakukannya.
Bagaimana jika aku pernah melakukan hal buruk di masa laluku meski hanya sekali, apakah kamu mau memaafkan kesalahanku? Bagaimana jika aku bukan seperti yang kamu harapkan?
Semua masa laluku telah aku buang jauh-jauh, aku berusaha untuk meninggalkannya. Keburukanku hanya diriku dan Allah SWT yang mengetahuinya. Dan sekarang aku mengharapkan lebih dari kata-kata "menerima" darimu namun juga sebuah kata-kata "memaafkan" diriku. Memang sulit, namun aku berharap kelak kamu mau mengatakannya.
Satu yang aku mohon, jangan pernah dirimu terbebani dengan masa laluku.
Setiap manusia pasti memiliki keinginan masing-masing untuk digapai. Dan berharap pasangan kita dapat membantu untuk lebih mudah mengapai keinginan tersebut. Bagaimana kalau pasangan dirimu itu adalah aku dengan segala kekurangan yang aku bawa dalam hidupku, apakah kamu kecewa dengan diriku?
Mungkin saja iya... tapi satu hal aku tidak mau kamu larut dalam kekecewaan itu karena terus memikirkan masa laluku.
Aku berharap memperoleh masa depan yang lebih baik bersamamu. Aku ingin kamu menerima diriku dengan ikhlas dan dengan ketulusan serta kelapangan dadamu, walaupun ada sedikit cerita tentan kepahitan masa laluku yang aku ceritakan kepadamu.
Sebelum kita bertemu, aku begitu sibuk memperbaiki diri dan ingin aku menceritakan kepadamu.
Aku tahu diriku tidak sempurna untuk menjadi pasanganmu. Seperti pernah aku katakan sebelumnya aku dalam proses memperbaiki diri. Pastinya dirimu mendambakan seseorang yang sempurna (perfect), karena akupun mendambakan demikian. Namun, kita pastinya tahu Allah akan mengirimkan wanita baik-baik untuk pria yang baik-baik pula, begitu juga sebaliknya laki-laki yang baik pastinya untk wanita yang baik-baik pula.
Percayalah itu....
Aku berharap kamu mau mengubur tentang masa laluku, dan bersama-sama kita membangun masa depan yang indah.
Aku menyadari, menerimaku apa adanya tidak semudah membalik telapak tangan. Terlebih jika masa laluku sangat suram untuk diketahui orang lain selain dirimu. Dan kamu pasti membutuhkan waktu beberapa saat untuk bisa menerimaku apa adanya. Dan bahkan mungkin kamu butuh beberapa minggu untuk bisa berdamai dengan masa laluku.
Setiap mengingat masa laluku, akupun tersadar... bukan mudah aku untuk melaluinya, bukan sedikit waktu yang berlalu dan terbuang percuma. Waktu yang telah berlalu dalam melewati proses perpindahan ini dari jati diri yang suram dan menjadi seseorang yang lebih baik.
Setiap hari aku berdoa memohon kepada Yang Maha Kuasa, semoga aku mendapat jodoh yang baik. Dan aku yakin itulah dirimu yang diberikan oleh Maha Kuasa.
Setiap orang pasti punya impian dan dan impianku kamu adalah satu -satunya masa depan yang indah untuk menutupi masa laluku yang kelam. Aku berharap bisa melukis masa depan yang indah bersamamu tanpa beban masa laluku yang kelam.
Selasa, 21 Februari 2017
Minggu, 19 Februari 2017
Mencari Masalah
http://blog.readytomanage.com/what-is-a-good-problem-solving-assessment/ |
Mencari masalah ? Lagi-lagi judul yang mencengangkan bukan. Ketika
semua orang lari dari masalah, mengeluh dengan masalah. Kita justru mencari
masalah. Sebelumnya saya paparkan apa itu masalah?
Terlepas dari berbagai kajian definitive, pokoknya yang namanya
masalah itu –sesuatu hal yang membuat orang stress, galau, bingung, depresi dan
lain-lain.
Nah, kalau dilihat dari penjelasan itu- jatuh cinta pun termasuk
masalah? Nah Lho? Sekilas karena cinta membuat masalah kesepian, merana, rindu
bagi pemilik cinta. apalagi kalau cinta bertepuk sebelah tangan.
Oke, singkatnya semua hal bisa menjadi masalah. Termasuk hal indah
pun seperti jatuh cinta bisa menjadi masalah. Lalu poin yang ingin saya tarik
tentang mengenal masalah yang kita alami. Seiap orang memiliki masalah dengan
kadarnya masing-masing.
Setiap manusia yang hidup pasti punya masalah. Jadi ketika masalah
itu datang, bersyukurlah? Yes ! itu tandanya kalau kita ini masih hidup.
Sabtu, 18 Februari 2017
Pengorbanan NU untuk NKRI
Posisi NU selalu menjadi penjaga bangsa meskipun dengan pengorbanan yang pahit.
Saat kemerdekaan santri NU se nusantara berjihad melawan penjajah dibawah komando langsung mbah Hasyim.
Setelah merdeka, NU dapat apa? Tentu tak sebanding dengan saham yang dimiliki NU, NU ikhlas.
Di akhir era Soekarno, NU bergabung dengan Pemerintah dalam koalisi NASAKOM. Di level elit terlihat akur dengan PKI dan PNI. Akan tetapi di level akar rumput kaum NU menjadi korban provokasi maupun penyiksaan PKI.
Tak sedikit nyawa anshor dan nahdliyin melayang, darah mengucur dan air mata berderai.
Saat pembersihan PKI, NU dipasang sebagai algojo dan hari ini digugat sebagai pelaku pembantaian....
NU dapat apa? Justru sebagai anak tiri di masa orde baru...
Di awal era reformasi NU sedikit tersenyum karena Gus Dur dipercaya sebagai Presiden.
Namun hanya seusia singkong, Presiden jujur dan humoris itu dilengserkan dengan alasan yang dibuat-buat. Warga NU ikhlas meskipun sakit hati...
Hari ini NU berada ditengah-tengah pertarungan pihak liberal dan formalisme Islam. NU berjuang berada ditengah, meskipun dengan risiko dituduh "ambigu".
Padahal belum tentu akan dapat apa-apa, tapi NU sudah terbiasa ikhlas berjuang untuk negara dan bangsa...
Karena buat NU, NKRI adalah harga mati... seperti dawuh dari mbah Hasyim asyari " Hubbul wathon minal iman ", jadi buat nahdliyin menjaga keutuhan NKRI adalah menjadi sebuah kewajiban.
Demikian juga dengan dawuh dari Gus Dur " berapapun besar biaya dan risikonya, NU akan menjaga keutuhan NKRI ".....
Itu sudah menjadi patokan buat warga nahdliyin untuk selalu menjaga PBNU ( Pancasila, Bhineka Tunggal Ika, NKRI, UUD 1945 ).
Saat kemerdekaan santri NU se nusantara berjihad melawan penjajah dibawah komando langsung mbah Hasyim.
Setelah merdeka, NU dapat apa? Tentu tak sebanding dengan saham yang dimiliki NU, NU ikhlas.
Di akhir era Soekarno, NU bergabung dengan Pemerintah dalam koalisi NASAKOM. Di level elit terlihat akur dengan PKI dan PNI. Akan tetapi di level akar rumput kaum NU menjadi korban provokasi maupun penyiksaan PKI.
Tak sedikit nyawa anshor dan nahdliyin melayang, darah mengucur dan air mata berderai.
Saat pembersihan PKI, NU dipasang sebagai algojo dan hari ini digugat sebagai pelaku pembantaian....
NU dapat apa? Justru sebagai anak tiri di masa orde baru...
Di awal era reformasi NU sedikit tersenyum karena Gus Dur dipercaya sebagai Presiden.
Namun hanya seusia singkong, Presiden jujur dan humoris itu dilengserkan dengan alasan yang dibuat-buat. Warga NU ikhlas meskipun sakit hati...
Hari ini NU berada ditengah-tengah pertarungan pihak liberal dan formalisme Islam. NU berjuang berada ditengah, meskipun dengan risiko dituduh "ambigu".
Padahal belum tentu akan dapat apa-apa, tapi NU sudah terbiasa ikhlas berjuang untuk negara dan bangsa...
Karena buat NU, NKRI adalah harga mati... seperti dawuh dari mbah Hasyim asyari " Hubbul wathon minal iman ", jadi buat nahdliyin menjaga keutuhan NKRI adalah menjadi sebuah kewajiban.
Demikian juga dengan dawuh dari Gus Dur " berapapun besar biaya dan risikonya, NU akan menjaga keutuhan NKRI ".....
Itu sudah menjadi patokan buat warga nahdliyin untuk selalu menjaga PBNU ( Pancasila, Bhineka Tunggal Ika, NKRI, UUD 1945 ).
Sabtu, 11 Februari 2017
Menikah dengan Diri Sendiri ( Married with Your Self)
Judul
yang menggelitik bukan? Ketika asyik berselancar di dunia maya tanpa sengaja
aku menemukan sebuah artikel terkait manajemen diri. Lalu sisi ke-aku-an itu
mendapat imbuhan ‘menikah’. Apakah makna akan berbeda ?
Tentu
tidak. Menikah dengan Diri Sendiri masih bagian lingkup manajemen diri. Tidak
percaya? Ayo simak penjelasanku.
Saya
berikan satu ilustrasi tentang sosok A dan B. A adalah laki-laki dan B adalah
perempuan. Sesaat kita abaikan unsur perbedaan jenis kelamin antara dua objek
contoh tersebut. Fokuslah pada A dan B secara personal. Pergaulan Si A dan Si B
secara luas.
Monster Apatis
Pernahkah kawan dengar istilah Monster Apatis? Kemungkinan besar
belum. Sekalipun dicari di Kamus Besar Bahasa Indonesia pun, belum tentu ada.
Monster Apatis sebenarnya keceplosan ucap. Tanpa kesengajaan ketika
saya-mengamati life style masyarakat.
Sebagai orang Jawa sudah barang tentu, budaya njawani harus
dilestarikan. Tapi karena desakan modernisasi, perlahan-lahan budaya lokal
'njawani' mulai tergeser.
Misal saja setiap kali ada hajatan pernikahan atau sunatan Si Empu
pemilik rumah mengundang para tetangga. Tetangga kampung, keluarga dan kerabat
berbondong-bondong membantu di rumah tuan rumah.
Lain halnya dengan saat ini. Bila ada hajatan pemilik rumah tinggal
memesan katering plus paket panggungnya. Pekerjan bermuatan kegotong-royongan
telah hilang.
Jumat, 10 Februari 2017
Pengamen di Bis
foto : akulebay.com |
Kata-kata Kak Desy tergiang-ngiang di telingaku, " Hidup
kok kerja terus, pikiranmu jenuh butuh nutrisi sempatin jalan-jalan lah,".
Pikiranku membenarkan perkataan Kak Desy, tapi separuh hatiku ragu mengingat
deadline artikel minggu ini.
Akhirnya logika kerjaku luntur melihat foto Kak Desy duduk
manis berselonjor menatap ombak di pantai Pacitan. Aku membulatkan tekad piknik
akhir pekan. Tentu dengan mengambil konsekuensi dimarahin atasan. Tak apalah,
kejenuhan kerjaku stadium akut. Meja kantor dan seonggok komputer tua di meja
kerjaku tak menarik lagi.
Setelah penulisan artikel sore ini. Aku menahan tubuhku lebih
lama di kantor. Beberapa staf yang lain satu per satu melambaikan tangan
pulang.
Tentang Sebuah Rasa
Saat pertama bersua, tanpa kita sadari rasa itu sudah ada. Rasa yang begitu besar, begitu dalam dan
begitu tidak masuk akal.
Rasa yang dibungkus dalam canda, rasa yang terbias oleh nasehat, rasa
yang terukir lewat pesan. Dan rasa yang hanya bisa kita ungkapkan dalam doa.
Rasa yang begitu suci yang tidak tercampur oleh nafsu untuk harus saling
memiliki, rasa yang begitu murni yang tidak terkontaminasi oleh nafsu birahi,
rasa yang begitu indah seindah lantunan doa kita di sepertiga malam.
Rasa yang hanya Tuhan Sang Penguasa Rasa yang mampu memberi kuasa
Kemana rasa ini akan bermuara, Kemana rasa ini akan berakhir, dan dimana rasa
ini pada akhirnya akan berhenti dan menepi.
Rasa yang begitu besar tapi tidak mengecilkan logika. Rasa yang
begitu dalam tapi tidak menyempitkan nalar.
Kamis, 09 Februari 2017
Kota Kenangan
Bagai lorong waktu yang hidup. Lorong itu menghisapku pada masa lalu. Setiap
kali ku injakan kaki di kota ini. Bergelayut ingantanku tentangmu. Bayangan itu
kembali hidup, menjalari tiap inci memoriku. Dalam balutan kota lama itu-
sepenggal jejak tentang kamu.
Untuk alasan yang tak bisa ku jelaskan. Aku menziarahi kotamu. Tonggak-tonggak
sejarah yang tak mungkin terulang. Dan harus demikian. Kota ini menjadi jasad
cerita kita.
Selasa, 07 Februari 2017
Hidup Laksana Tasbih
tani-temanggung.blogspot.com |
#Hidup itu seperti tasbih .....
Berawal dan berakhir di titik yang sama.. Bukan tasbih jika hanya satu butir,
demikian pula bukan hidup jika hanya ada satu rasa.... Kehidupan akan sempurna
jika telah melewati serangkaian butiran suka, duka, tawa, tangis, gagal,
berhasil atau pasang surut...... Seperti tasbih yg melingkar, hidup juga
demikian, kemanapun pergi dan berlari, tetap dalam lingkaran takdirNya, dariNya
kita hidup dan kepadaNya kita kembali...... ketika kita berserah bukan berarti kita pasrah.
Hidup
adalah sebuah perjalanan yang akan membawa kita menuju tujuan akhir yaitu Haribaan
Alloh Azza wa Jalla. Suka atau tidak hal itu pasti akan terjadi entah kapan dan
dimanapun.
Banyak jalan yang kita lalui. Banyak pula situasi kita jumpai.
Terkadang kita jumpai kesenangan Terkadang pula kita jumpai kesusahan.
Rumus Syukur : 3D
- #Hidup hanya perlu dijalani dan disyukuri. Semakin sering kita bertanya dan menanyakan. Kenapa hidup kita seperti ini? Mengapa hidup kita seperti ini? Kita akan semakin jauh dari " bahagia" .
Pernah kah mendengar satu ayat, Aku (Allah SWT sesuai prasangka
hambaku). Sepenggal ayat itu memiliki makna yang dasyat. Ketika seorang hamba
memandang (negative) tentang hidupnya :
Lha , aku kok miskin terus?,
“ Kok Tuhan gak adil, susah kerja keras tetap saja tidak kaya-kaya?”
“ Kok aku selalu sengsara, ga kayak tetangga seelah?”
Nah, lhoo.. kebanyakan “KOK”, jadi hidup Cuma k.o.k. KOk itu sangat
berbahaya adik kandungya pasrah, sepupunya pesimis, ponakannya kufur. Lha.. ini
yang celaka. Penyakit dari virus ‘KOK”
Terima Kasih, Lelaki Masa Lalu
Sumber foto : belumtahu.com |
Terima Kasih Untukmu, Lelaki yang Pernah Menawarkan Masa Depan Pagi
masih setia datang tepat pada waktunya dan senja juga selalu datang dengan
setiap keindahannya. Ketika aku memutuskan untuk berhenti, tak ada satu hal pun
yang berubah. Rutinitasku juga masih aku lakukan, sama persis seperti biasanya.
Semua masih tetap sama. Hanya saja, tak ada lagi sapa, Tak ada lagi
tawa renyah kita saat bercerita sambil menghabiskan malam. Aku menulis ini
bukan karena merindukanmu atau mengharap kau untuk kembali.
Rinduku seakan sudah pergi tak berjejak. Harapan-harapan yang
sempat membuncah juga sudah terbang entah kemana. Rasa yang pernah meluber juga
sudah menguap dan menghilang begitu saja.
Minggu, 05 Februari 2017
Bingung Cari Jurusan ??
Sekilas dilihat dari judulnya terkesan provokatif. Tapi janganlah terpaku pada judul sebelum memahami isi tulisaannya. Sebelum mengawali tulisan ini sebagai pengantar, saya nukilkan tentang obrolan antar wali murid.
A :
Jeng, nanti anak jenengan mau dikuliahkan dimana ?
B :
saya sih pengennya disekolahin di STAN ( Sekolah Tinggi Akuntansi Negara),
dengar-dengar kata ibu-ibu arisan komplek yang anaknya jebolan STAN, kini sudah
kerja di pelabuhan. Kerjanya mudah terus gajinya gede. Kan enak, sekolah
langsung ikatan dinas- sehabis lulus nggak perlu susah-susah nyari pekerjaan. Terus
langsung kesempatan jadi PNS (pegawai Negeri Sipil) juga terbuka lebar.
A :
Wah, hebat banget. Kalau anak jenengan bisa masuk STAN. Semoga nanti bisa lolos
seleksi ke STAN.
B : Aamiin.
Lha, anak jenengan mau disekolahin dimana ?
A :
Saya terserah anak saja, mau melanjutkan studinya kemana. Insya allah saya
mendukung. Tidak mau mengekang. Yang terpenting dia saya bekali ilmu agama. Sebagai
pondasi rentannya pergaulan masa remaja terutama kuliah.
B :
Tapi anak ibu belum punya gambaran apapun, tentang masa depannya ? Lho, bu.. saya
saranin jangan terlalu santai dengan anak. Sekarang sistem kerja sangat kejam.
Kalau tidak aktif bisa tertinggal zaman. Tidak dapat pekerjaan yang layak. Masa
depan anak suram. Yang ujung-ujungnya saat dewasa masih minta-minta sama orang
tua.
A :
(ekspresi tersenyum), Walah saya sih tidak serumit itu bu, saya juga sudah
menyiapkan konsep masa depan untuk anak saya. Anak saya sih inginnya kuliah
fotografi. Sejak masih sekolah dia
sering menjadi seksi dokumentasi pada acara OSIS. Dia kecanduan lalu buat
komunitas fotografis bareng teman-temannya gitu. Setiap hari Ahad atau hari
libur sekolah, dia ijin ke saya untuk pergi jalan-jalan bareng komunitasnya. Dia
pergi mencari objek-objek terbaik buat jepretan fotonya.
B :
Waduh, ibu itu sih biarin anak kelayaban tidak jelas. nggak baik itu bu,
baiknya anak sekolahan itu belajar di rumah itu anak jempolan..
A :
Hehe, Lho ibu ini gimana, orang anak saya juga saat ini lagi ijin keluar ke
kota bareng anak jenengan to, bu,
B :
(pingsann)…
Kebanyakan
mindset (pola pikir) orang tua kita memandang profesi PNS, kerja kantoran
adalah profesi surga. Profesi yang memiliki banyak fasilitas plus
bonus-bonus..- profesi kemapanan menjadi dambaan setiap pencari kerja. Hal yang
wajar- mengingat kondisi saat ini sangat susah mencari pekerja.
Pertama,
mindset penyedia kerja lebih sedikit daripada tersedianya lapangan kerja. Kasus
pertama untuk pegangguran terdidik. Dimana lulusan terbaik universitas tidak
tertampung pada pekerjaan yang layak (baca: sesuai jurusan ).
Kedua,
mindset Kurangnya kreativitas para pencari kerja. Pola pikir ‘lurus’ hasil
dikte sekolahan formal yang mengedepankan IQ semata-‘ kompetisi nilai’- menjadikan
daya kreativitas para pencari kerja tumpul. Kurangnya daya ‘imajinasi liar’ ini
menjuruskan langkah pencari kerja hanya sebagai follower/ pengekor saja. Jatuhnya
mereka akan mencari kerja dengan asas prestise/ gaji/. Pekerjaan cenderung
menempatkan status pekerjaan daripada peran dari pekerjaan tersebut.
Langganan:
Postingan (Atom)