Laman

Jumat, 10 Februari 2017

Tentang Sebuah Rasa



Saat pertama bersua, tanpa kita sadari rasa itu sudah ada.  Rasa yang begitu besar, begitu dalam dan begitu tidak masuk akal.
 
Rasa yang dibungkus dalam canda, rasa yang terbias oleh nasehat, rasa yang terukir lewat pesan. Dan rasa yang hanya bisa kita ungkapkan dalam doa. Rasa yang begitu suci yang tidak tercampur oleh nafsu untuk harus saling memiliki, rasa yang begitu murni yang tidak terkontaminasi oleh nafsu birahi, rasa yang begitu indah seindah lantunan doa kita di sepertiga malam.

Rasa yang hanya Tuhan Sang Penguasa Rasa yang mampu memberi kuasa Kemana rasa ini akan bermuara, Kemana rasa ini akan berakhir, dan dimana rasa ini pada akhirnya akan berhenti dan menepi.
Rasa yang begitu besar tapi tidak mengecilkan logika. Rasa yang begitu dalam tapi tidak menyempitkan nalar.

Dan rasa yang begitu hidup tapi tidak mematikan hati. Rasa yang tidak pernah kita ungkapkan tapi bisa kita rasakan. Rasa yang tidak pernah kita tuliskan tapi selalu bisa kita hafalkan..... 

Bukan tentang rasa untuk menguasai. Bukan tentang rasa untuk mengatur. Bukan tentang rasa untuk mendikte.

Dan bukan tentang rasa untuk membatasi Tapi ini tentang sebuah rasa untuk memberi kebahagiaan satu sama lain. Tentang sebuah rasa untuk saling memberi kenyamanan Dan tentang sebuah rasa untuk menjadi pribadi yang lebih baik lagi dari sebelum rasa ini ada.

Rasa yang tidak pernah memikirkan untung rugi. Rasa yang tidak pernah saling membebani. Rasa yang tidak pernah saling membatasi.

Dan pada akhirnya...

Ini tentang sebuah rasa yang semakin membuat kita dekat dengan Sang Penguasa Rasa.

Dan semakin akrab dengan Sang Pemberi Rasa. Rasa yang begitu indah ketika kita untai dalam sebuah doa dan rasa yang menjadi sebuah pengharapan hanya kepada sang Pemilik Rasa..... ( Munifah, 10 Februari 2017 )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar