Posisi NU selalu menjadi penjaga bangsa meskipun dengan pengorbanan yang pahit.
Saat kemerdekaan santri NU se nusantara berjihad melawan penjajah dibawah komando langsung mbah Hasyim.
Setelah merdeka, NU dapat apa? Tentu tak sebanding dengan saham yang dimiliki NU, NU ikhlas.
Di akhir era Soekarno, NU bergabung dengan Pemerintah dalam koalisi NASAKOM. Di level elit terlihat akur dengan PKI dan PNI. Akan tetapi di level akar rumput kaum NU menjadi korban provokasi maupun penyiksaan PKI.
Tak sedikit nyawa anshor dan nahdliyin melayang, darah mengucur dan air mata berderai.
Saat pembersihan PKI, NU dipasang sebagai algojo dan hari ini digugat sebagai pelaku pembantaian....
NU dapat apa? Justru sebagai anak tiri di masa orde baru...
Di awal era reformasi NU sedikit tersenyum karena Gus Dur dipercaya sebagai Presiden.
Namun hanya seusia singkong, Presiden jujur dan humoris itu dilengserkan dengan alasan yang dibuat-buat. Warga NU ikhlas meskipun sakit hati...
Hari ini NU berada ditengah-tengah pertarungan pihak liberal dan formalisme Islam. NU berjuang berada ditengah, meskipun dengan risiko dituduh "ambigu".
Padahal belum tentu akan dapat apa-apa, tapi NU sudah terbiasa ikhlas berjuang untuk negara dan bangsa...
Karena buat NU, NKRI adalah harga mati... seperti dawuh dari mbah Hasyim asyari " Hubbul wathon minal iman ", jadi buat nahdliyin menjaga keutuhan NKRI adalah menjadi sebuah kewajiban.
Demikian juga dengan dawuh dari Gus Dur " berapapun besar biaya dan risikonya, NU akan menjaga keutuhan NKRI ".....
Itu sudah menjadi patokan buat warga nahdliyin untuk selalu menjaga PBNU ( Pancasila, Bhineka Tunggal Ika, NKRI, UUD 1945 ).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar