Laman

Kamis, 09 Februari 2017

Kota Kenangan



Bagai lorong waktu yang hidup. Lorong itu menghisapku pada masa lalu. Setiap kali ku injakan kaki di kota ini. Bergelayut ingantanku tentangmu. Bayangan itu kembali hidup, menjalari tiap inci memoriku. Dalam balutan kota lama itu- sepenggal jejak tentang kamu.
Untuk alasan yang tak bisa ku jelaskan. Aku menziarahi kotamu. Tonggak-tonggak sejarah yang tak mungkin terulang. Dan harus demikian. Kota ini menjadi jasad cerita kita.
 Setiap lekuk, lorong, bahkan gang-gang sempit kota ini masih membau aroma mimpi masa lalu. Bangkai-bangkai mimpi itu mengilusi di din
ding waktu dan membekas di kalbu.

Beginikah hidup dalam masa lalu?
Hanya penjara. Hidup dalam masa lalu kata lain dari bunuh diri. Memperangkap diri dengan kenangan manis masa lalu.- yang hanya kenangan. Meski bagiku kamu adalah satu kenangan termanis itu- tapi kamu ada di belakangku.
Kamu hanya bagian dari masa laluku. Tak lebih.
Darimu aku mengerti tentang malam. Sekelamnya malam, bintang justru terlihat terang. Bintangku bersinar terang dengan pekatnya malam-malamku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar