Bagai lorong waktu yang hidup. Lorong itu menghisapku pada masa lalu. Setiap
kali ku injakan kaki di kota ini. Bergelayut ingantanku tentangmu. Bayangan itu
kembali hidup, menjalari tiap inci memoriku. Dalam balutan kota lama itu-
sepenggal jejak tentang kamu.
Untuk alasan yang tak bisa ku jelaskan. Aku menziarahi kotamu. Tonggak-tonggak
sejarah yang tak mungkin terulang. Dan harus demikian. Kota ini menjadi jasad
cerita kita.
Beginikah hidup dalam masa lalu?
Hanya penjara. Hidup dalam masa lalu kata lain dari bunuh diri. Memperangkap
diri dengan kenangan manis masa lalu.- yang hanya kenangan. Meski bagiku kamu
adalah satu kenangan termanis itu- tapi kamu ada di belakangku.
Kamu hanya bagian dari masa laluku. Tak lebih.
Darimu aku mengerti tentang malam. Sekelamnya malam, bintang justru
terlihat terang. Bintangku bersinar terang dengan pekatnya malam-malamku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar